Sumba Timur – Banyak yang tidak tahu bahwa Pulau Sumba cukup dikenal di luar negeri. Pasalnya, pulau ini menjadi proyek Sumba Iconic Island, di mana diharapkan seluruh kebutuhan energi listrik dan bahan bakar berasal dari energi baru terbarukan.
“Sumba sudah terkenal di dunia karena proyek Sumba Iconic Island, yang dimulai sejak 2010. Targetnya pada 2025, 100% pulau ini kebutuhan energi masyarakatnya tidak bergantung pada energi fosil lagi, tapi dari energi baru terbarukan,” kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana ditemui di Desa Kamanggih, Sumba Timur, Rabu (8/4/2015).
Sementara ditambahkan Menteri ESDM Sudirman Said, di Sumba saat ini baru 20,2% kebutuhan energinya mengandalkan energi baru terbarukan. Mulai dari pembangkit listrik energi angin, air, matahari, biomassa, dan banyak lagi.
“Saya datang ke sini, kita cek bagaimana program ini berjalan. Apa yang mesti kita percepat. Setelah melihat kondisinya, saya kok yakin ini bisa bisa dipercepat. Dari 2025 kita percepat jadi 2020, 100% kebutuhan energi sumba dari energi baru terbarukan,” tegas Sudirman.
Ia mengatakan, masa depan Indonesia adalah energi baru terbarukan. Karena saat ini cadangan energi fosil Indonesia, terutama minyak bumi yang dijadikan BBM, makin sedikit dan suatu saat akan habis. Ini juga berlaku untuk gas bumi dan batu bara.
“Masa depan energi kita ada di energi baru terbarukan. Kita punya potensi angin, matahari, air, dan banyak lagi termasuk panas bumi. Kita ingin dari Sumba memberikan ‘wabah’ ke daerah lain, untuk gemar menggunakan energi baru terbarukan, menjadikan budaya baru bagi daerah lainnya,” ucapnya.
Untuk mewujudkan 100% energi di Pulau Sumba mengandalkan energi baru terbarukan, pada 2014 pemerintah melalui Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM telah merealisasikan:
- 1 unit PLT Mikrohidro dengan kapasitas 32 KW
- 6 unit PLTS terpusat
- 464 unit PLTS tersebar
- 5 unit PLTB
- 1 unit PLT biomassa kapasitas 30 KW
- 220 unit digester biogas
- 2.200 unit tungku hemat energi.
“Sekarang ini baru ditambah lagi PLTMH di La Au di Desa Laimabonga, Kecamatan Kahaungu Eti, Sumba Timur kapasitas 13 KW. Jangan lihat kapasitasnya, tapi manfaat bagi masyarakat sekitar. Kalau di kota besar seperti Jakarta 13 KW itu nggak ada artinya, tapi di sini dampaknya luar biasa. Listrik bisa mengubah budaya, dari yang malam hari gelap gulita, bisa terang. Anak-anak bisa belajar dengan nyaman, dan sebaginya,” papar Sudirman.
Sumba Iconic Island sendiri digagas pada 2010 oleh Kementerian ESDM, bersama-sama dengan Bappenas dan Hivos (lembaga internasional non pemerintah). Pada November 2012, Bank Pembangunan Asia (ADB) turut bergabung untuk mempercepat program ini. Lalu pada 2013, Kedutaan Norwegian untuk Indonesia pun ikut ambil peran mendukung Sumba Iconic Island.
Pada 2015, pemerintah akan menggelontorkan dana APBN Rp 114.986.500 untuk mempercepat program ini yang diperuntukkan:
- Pembangunan PLT Biomassa kapasitas 1 Megawatt (MW) di Sumba Barat
- Program Pengembangan Hutan Energi 1 juta pohon kaliandra dengan lahan 100 hektar di Sumba Barat
- Revitalisasi digester biogas 85 unit di Sumba Barat Daya
- Implementasi mobil listrik di Sumba Timur
- PLTMH kapasitas 23 KW di Sumba Timur
- PLT Batu di Sumba Barat
- Penerangan Jalan Umum (PJU) cerdas di Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, dan Sumba Tengah.
Rista Rama Dhany – detikfinance Rabu, 08/04/2015 08:49 WIB
http://finance.detik.com/read/2015/04/08/084922/2880868/1034/2020-sudirman-said-ingin- sumba-100-andalkan-energi-baru-terbarukan%5B4/8